Skip to main content

MAKALAHMENULIS KALIMAT DAN PARAGRAF


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kalimat merupakan faktor utama dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan karena dengan perantara kalimatlah seseorang baru dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya, tidak) dan frase atau kelompok kata (misalnya, tidak tahu). Kata dan frase tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, jika kata dan frase itu sedang berperan sebagai kalimat minor. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar kalimat. Pada dewasa ini orang tidak tahu cara membedakan antara kata, frase, dan kalimat. Tidak hanya kalimat, pada umumnya para mahasiswa kurang memahami pengetahuan dalam menulis paragraf. Kelemahan seperti ini sering dijumpai pada karangan yang terdiri dari rangkaian paragraf baik dalam penulisan makalah, skripsi, ataupun tesis. Oleh karena itu, kami menyajikan makalah ini, agar para mahasiswa mampu mengembangkan penulisan kalimat dan paragraf secara baik dan benar. Dan tidak terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah. Semoga makalah yang disajikan penyusun dapat membantu para pembaca.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah, sebagai berikut:
Pengertian kalimat dan paragraf
Unsur-unsur kalimat dan paragraf
Jenis-jenis kalimat dan paragraf
Syarat pembentukan paragraf
Pengembangan paragraf
TUJUAN MAKALAH
Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan makalah, sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengertian kalimat dan paragraf
Untuk mengetahui unsur-unsur kalimat dan paragraf
Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat dan paragraf
Untuk mengetahui syarat pembentukan paragraf
Untuk mengetahui pengembangan paragraf


BAB II
PEMBAHASAN


PENGERTIAN KALIMAT DAN PARAGRAF
Dalam KBBI, Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, memiliki pola tertentu, dan terdiri atas klausa. Selain itu, kalimat juga bisa diartikan sebagai perkataan atau ujaran yang berfungsi untuk mengungkapkan ide atau perasaan seseorang. Kalimat itu terdiri dari beberapa kata, yang bergabung menjadi satu kesatuan dan membentuk makna yang baru.
Penggabungan kalimat yang berisi suatu gagasan utama atau ide pokok dan beberapa gagasan pendukung adalah arti paragraf.
Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru. Pengertian paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, merupakan bagian dari sebuah karangan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema tertentu dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Sementara itu, paragraf merupakan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat. Alinea juga merupakan himpunan dari kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah gagasan. Itu menurut Gorys Keraf.

UNSUR-UNSUR KALIMAT DAN PARAGRAF
Unsur-unsur kalimat meliputi :
Subjek 
Subjek bisa diartikan sebagai pokok pembicaraan. Dalam sebuah kalimat unsur subjek harus ada. Tanpa unsur subjek, mustahil dihasilkan kalimat yang baik. Dalam bahasa Indonesia biasanya subjek terletak di awal. Hal ini karena pola susunan kata itu S-P-O-K. Jenis kata yang termasuk dalam subjek adalah kata benda. Kata benda ini juda dikenal dengan sebutan nomina. 
Predikat
Predikat adalah kata kerja dalam sebuah kalimat. Biasanya predikat terletak setelah unsur subjek dalam kalimat. Jenis-jenis kata yang termasuk dalam predikat adalah kata kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa predikat terdiri dari kata kata benda.
Objek 
Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Biasanya objek terletak setelah Subjek dan Objek. Objek biasanya terdiri dari kata benda.
Keterangan
Keterangan adalah kata yang berfungsi untuk menerangkan kata lain. Letak unsur keterangan ini bisa terletak di awal sebelum subjek ataupun di akhir setelah objek. 
Unsur-unsur paragraf, meliputi:
Harus berisi kalimat utama paragraf.
Harus berisi kalimat penjelas untuk menguraikan kalimat utama.
Harus memiliki koherensi, yaitu kesatuan yang dibangun oleh hubungan antar kalimat pembentuk paragraf sehingga paragraf mudah dipahami.
Harus memiliki kesatuan (unity), yaitu perpaduan yang kokoh antara gagasan utama dan kalimat pendukung dalam satu paragraf.
Harus memiliki konjungsi atau penghubung yang digunakan sebagai penyambung kalimat untuk menambahkan keterangan, menyatakan hubungan sebab-akibat, atau menyatakan perbandingan atau pertentangan.
Paragraf harus harmonis, semantis, gramatis, dan normatif. 
Paragraf harus lengkap berisi kalimat penjelas yang memadai dan menunjang kalimat pokok. 

JENIS-JENIS KALIMAT DAN PARAGRAF
Jenis-jenis kalimat, meliputi:
Jenis-jenis kalimat berdasarkan pengucapannya
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui perantara dan tanpa mengubah sedikit pun apa yang diutarakan. Kalimat ini ditandai dengan penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat penjelas.
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.
Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya (struktur gramatikal)
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, yang terbentuk dari satu pola.
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal dengan yang lain, kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga jenis, yakni kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran.
Jenis-jenis kalimat berdasarkan isi atau fungsinya
Kalimat berita atau pernyataan (kalimat deklaratif) merupakan jenis kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi. Kalimat ini dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.). Dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun.
Kalimat tanya (kalimat interogatif) merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau jawaban atau respons dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca tanya (?).
Kalimat perintah (kalimat imperatif) merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda baca seru (!). Kemudian dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan intonasi yang meninggi.
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!).
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).
Jenis-jenis kalimat berdasarkan unsur kalimat
Kalimat lengkap merupakan kalimat yang minimal terdiri atas sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan sebagai kalimat lengkap.
Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah predikat, atau bahkan hanya terdiri atas objek dan keterangan. Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Jenis-jenis kalimat berdasarkan pola subjek – predikat
Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada Bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K) dan lain sebagainya.
Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan atau menegaskan makna. Kata pertama yang muncul merupakan kata yang menjadi penentu makna kalimat, sekaligus menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca maupun pendengarnya.
Jenis-jenis kalimat berdasarkan gaya penyajian
Kalimat yang melepas merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan dengan menggunakan gaya penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai dengan kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat atau kalimat utama serta diikuti oleh anak kalimatnya.
Kalimat yang klimaks terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara menempatkan anak kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya ditandai dengan penggunaan tanda baca koma (,)
Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan untuk menunjukan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Jenis-jenis kalimat berdasarkan subjeknya
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan suatu tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan awalan 'me- dan ber-' serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat diberikan awalan 'me-', seperti mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya. Kalimat aktif dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu, kalimat aktif transitif, kalimat aktif intransitif, dam kalimat semi transitif.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan 'di- dan ter-' serta diikuti kata depan 'oleh'. Kalimat pasif dibedakan menjadi dua bentuk, yakni, kalimat pasif biasa dan kalimat pasif zero.
Jenis-jenis paragraf, meliputi:
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak di awal paragraf. Gagasan umum atau gagasan utamanya dinyatakan dalam kalimat pertama. Dikutip dari buku ‘Pengembangan Menulis Paragraf’ karya Dr. Murinah, M.Pd, bila kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf akan terbentuk paragraf deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian atau rincian permasalahan paragraf. Contohnya:
Contoh 1:
Kebudayaan dibagi atas dua macam yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik. Kebudayaan fisik tanpa jelas dengan merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non fisik ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh lain kebudayaan fisik adalah patung, lukisan, rumah, mobil, dan jembatan. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan, ideologi, etika dan estetika. Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani, bahkan berkelahi (Dalman, 2019:87).
Penjelasan: Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Pola pengembangan paragraf deduktif merupakan pola pengembangan paragraf yang ide pokoknya berada di awal paragraf. Ide pokok paragraf tersebut yaitu “Kebudayaan dibagi atas dua macam yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik.”.
Contoh 2:
Industrialisasi di negara kita mendorong didirikannya berbagai macam pabrik yang memproduksi beraneka barang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pabrik-pabrik itu memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja baik yang berasal dari masyarakat di sekitar pabrik maupun di daerah lain. Dengan demikian, adanya berbagai pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, aneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah meningkatkan ekspor nonmigas serta menghasilkan devisa bagi negara.
Penjelasan: Paragraf di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat yang mengandung gagasan umum. Kalimat tersebut merupakan dasar atau induk dari perumusan gagasan-gagasan yang ada di bawahnya. Dinyatakan dalam paragraf tersebut bahwa pembangunan pabrik disediakan industrialisasi. Industrialisasi dapat memberikan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan ekspor non migas serta menghasilkan devisa negara. 
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf atau pada kalimat awal paragraf. Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf. Contohnya:
Contoh 1:
Yang dimaksud dengan kebudayaan fiksi tampak jelas karena merujuk pada benda-benda. Kebudayaan non fiksi ada yang berupa pemikiran dan berupa tingkah laku. Contoh kebudayaan yang berupa pemikiran adalah filsafat, pengetahuan dan ideologi, etika, dan estetika. Hasil kebudayaan yang berupa tingkah laku adalah adat istiadat, tidur, bertani dan bahkan berkelahi. Jadi, kebudayaan dapat dibagi atas dua macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan non fisik. (Dalman, 2013:98).
Penjelasan: Paragraf diatas menggunakan pola pengembangan paragraf induktif. Pola pengembangan paragraf induktif merupakan pola pengembangan paragraf yang ide pokoknya berada di akhir paragraf.
Contoh 2:
Gerakan pecinta alam dengan dasar “sadar lingkungan sehat” telah mulai menggejala di kalangan remaja. Tidak sedikit perkumpulan pecinta lingkungan yang anggotanya terdiri atas pelajar, baik itu pelajar SMP, SMA, maupun para remaja dari lingkungan pesantren. Keberanian untuk melakukan penelitian ilmiah semakin meluas, khususnya di tingkat SMA. Fenomena semacam itu merupakan bukti bahwa remaja pada tahun-tahun ini tidak selalu bernilai negatif.
Penjelasan: Paragraf di atas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa remaja tidak selalu bernilai negatif. Gagasan tersebut terdapat dalam kalimat terakhir. Kalimat-kalimat sebelumnya merupakan bukti yang menunjukkan fenomena positif kiprah remaja. 
Paragraf deduktif-induktif (campuran) Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama utama. Kalimat terakhir paragraf ini merupakan penegasan dari pernyataan yang dikemukakan dalam kalimat pertama. Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, maka paragraf tersebut disebut paragraf campuran (deduktif-induktif). Kalimat pada akhir paragraf pada umumnya menegaskan kembali gagasan utama pada awal paragraf. Contohnya:
Contoh 1:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah-murah sehat dan kuat. Departemen sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagipula bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat, kuat untuk memenuhi keperluan rakyat. (Dalman, 2013:98).
Penjelasan: Paragraf di atas menggunakan pola pengembangan paragraf deduktif-induktif atau paragraf campuran.
Contoh 2:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia memfokuskan diri pada sektor agribisnis, tidak ada negara lain yang mampu melindungi kita. Memang, masalah himpitan ekonomi yang sedang berlangsung, telah mengoreksi nilai tukar kita. Dalam hal ini, pemerintah harus menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industri-industri yang mampu bertahan pada nilai tukar yang ada, yakni sektor agribisnis. Bagi sektor agribisnis, semakin melemah rupiah-asal stabil-, akan semakin baik. Apabila sektor ini menjadi salah satu negara yang ekonominya tertangguh di dunia.
Penjelasan: Gagasan utama paragraf tersebut adalah agribisnis merupakan sektor terpenting bagi bangkitnya perekonomian Indonesia. Gagasan tersebut dinyatakan dalam kalimat pertama. Setelah diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas, gagasan tersebut ditegaskan kembali dalam kalimat terakhir dengan rumusan yang berbeda. 
Paragraf penuh kalimat topik adalah paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimatnya yang bukan kalimat topik. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya paragraf yang penuh kalimat topik. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif, terutama dalam karangan fiksi.
Contohnya:
Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku. Penjelasan: Paragraf di atas, merupakan paragraf yang terbentuk dengan semua kalimat topik. Terdapat empat kalimat dalam paragraf tersebut yang dapat berdiri sendiri membentuk sebuah paragraf baru.

SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
Syarat suatu paragraf yang baik
Kesatuan
Suatu paragraf harus dibangun dengan sebuah ide atau topik yang jelas. Ide yang muncul ketika kamu ingin menulis sesuatu akan lebih mantap jika diuraikan dari kalimat utama kemudian  ke kalimat penjelas sehingga membentuk suatu kesatuan.
Kepaduan atau Koherensi
Kepaduan artinya kekompakkan dalam paragraf. Maksudnya yaitu kalimat satu ke kalimat berikutnya harus logis dan mendukung kalimat sebelumnya agar membentuk kalimat yang memiliki perpaduan indah!
Kelengkapan
Ketika unsur paragraf dalam tulisan kamu ada yang hilang, maka tulisan kamu bisa dibilang belum lengkap. Maka dari itu, jangan lupa ya unsur-unsur paragraf seperti gagasan utama, kalimat penjelas, kalimat utama, serta konjungsi.

PENGEMBANGAN PARAGRAF
Berdasarkan teknik
Pengembangan secara alamiah
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Pengembangan secara logis
Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari persoalan yang paling rendah kedudukannya. Sedangkan, antiklimaks dilakukan dengan gagasan utama yang dianggap paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya.
Pengembangan umum khusus-khusus umum
Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rincian- rincian berada pada kalimat- kalimat berikutnya. Paragraf khusus umum, mula- mula dikembangkan rincian- rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya.
Berdasarkan isi
Perbandingan dan pertentangan
Pengembangan paragraf yang dilakukan dengan membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan.
Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki tingkat yang sama. Dan keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.
Analogi
Pengembangan paragraf dengan cara pemberian. Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendungkung atau memperjelas gagasan umum.
Sebab akibat
Pengembangan paragraf cara ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya.
Klasifikasi atau generalisasi
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan klasifikasi dari gagasan utamanya. Kadang di dalam paragraf terdapat contoh-contoh yang konkret.
Definisi luas
Menggunakan kalimat-kalimat pengembang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau suatu hal melalui penjelasan-penjelasan yang bersifat definisi.
Teknik pengembangan paragraph
Ilustrasi
Kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis.
Analisis
Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan suatu yang meyakinkan.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Paragraf atau kalimat bertujuan membuat pembaca dapat merasakan ataupun membayangkan hal yang dideskripsikan secara jelas dan nyata, seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, ataupun mencecap objek yang dijelaskan tersebut. Karena itulah isinya merupakan gambaran lengkap dari sebuah objek yang disusun dalam kalimat.
Dalam sebuah paragraf terbentuk dari beberapa unsur, yaitu ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas sebagai informasi tersurat. Informasi tersurat merupakan informasi yang terdapat pada kalimat suatu paragraf. Selain itu, terdapat juga informasi tersirat yaitu informasi yang tidak tertulis secara langsung pada paragraf. Informasi tersirat dalam paragraf yaitu berupa simpulan. Sehingga perlu adanya cara membuat kesimpulan paragraf untuk memperoleh informasi tersebut.
Kalimat adalah kalimat yang berisi pendapat akhir dari uraian yang disampaikan sebelumnya. Kalimat simpulan tidak terdapat pada kalimat dalam paragraf. Oleh karena itu, untuk menyusun kesimpulan harus membaca keseluruhan kalimat pada paragraf.

SARAN
Kami selaku penulis merasa bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi yang lainya. Jadi kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sekalian pembaca. Untuk materi ini, penulis memberi saran agar kita senantiasa berusaha memahami tentang kalimat dan paragraf agar kita mengetahui bahwa kalimat dan paragraf merupakan karangan yang membangun satuan, pikiran sebagai pesan yang disampaikan. Dan kami sangat mengharapkan kritikan untuk penyusunan makalah kami selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS PUISI “GAJAH DAN SEMUT” KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sastra adalah kegiatan kreatif manusia yang dijelmakan dalam medium bahasa. Membicarakan puisi berarti membicarakan kebahasaan puisi. Puisi sebagai salah satu karya sastra dapat dianalisis dari bermacam-macam aspeknya. Puisi adalah bagian dari karya sastra. Membicarakan puisi berarti membicarakan bahasa dalam puisi. Puisi merupakan karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa yang khas Suminto (dalam Diah Eka, 2016: 01). Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya sehingga bahasa yang digunakan bisa dimaknai berbeda. Setiap puisi yang dibuat oleh penyairtentu memiliki makna dan arti di dalamnya yang tidak diketahui secara implisit. Puisi adalah bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dengan menggunakan bahasa pilihan. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.  Apresiasi puisi tidak

KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG

  KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG   A.     SINOPSIS NOVEL   Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ajeng yang memiliki 3 orang kakak yang saling berbeda sifat satu sama lain, yang pergi ke Sorong untuk urusan pekerjaanya menjadi reporter dan penyiar salah satu televise swasta yang bernama SENADA, sekaligus untuk mencari tahu tentang sosok perempuan yang sempat mendampingi ayahnya saat bertugas di Sorong selama dua tahun pada dua puluh Sembilan tahun yang lalu.             Awal keberangkatannya ke Sorong, ia berkeinginan untuk segera bertemu dan bertanya kepada anneke, sosok orang yang sempat mendampingi ayahnya yang merupakan seorang tentara yang sangat mencintai keluarganya. Selama di sorong ajeng tinggal di rumah sepupunya yang menjadi direktur di salah satu bank milik pemerintah di kota Sorong. Dua hari semenjak ajeng datang ke Sorong, ia di sambut dengan banyak sekali keributan yang terjadi, sehingga ini menjadi sebuah keberuntunga

KRITIK PENGHAKIMAN Karya Sastra JUDICIAL CRITICISM

Kritik penghakiman (judicial criticism) ialah kritik sastra yang berusaha menganalisis karya sastra dan menerangkan efek-efek sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, tekniknya, dan gayanya, serta mendasarkan pertimbangan individual kritikus atas dasar standar-standar umum tentang kehebatan atau keluar-biasaan karya sastra. Contoh kritik penghakiman dapat dilihat pada uraian berikut ini. Membaca baris permulaan roman singkat Hamidah barangkali orang akan menyangka, inilah satu di antara pengarang sebelum perang yang menulis dengan teknik lain. Tetapi ternyata setelah kita lanjutkan membaca beberapa kalimat, teknik penulisannya seperti pada umumnya karya-karya masa itu: merupakan garis lurus dari awal sampai akhir. Hanya pengarang menggunakan kalimat-kalimat yang boleh menjadi kalimat akhir cerita sebagai pembuka cerita. Plot lurus seperti ini, tanpak kecakapan pengarang akan mengundang kelemahan-kelemahan, di antaranya faktor rasa ingin tahu pembaca kurang terpusa