Skip to main content

ESENSI KONTEMPLATIF DEHUMANISASI PADA SYAIR LAGU IWAN FALS DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR

 

PENDAHULUAN


Keterampilan berbahasa mempunyai em-pat komponen yaitu, keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungan-nya dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa tersebut pada umumnya melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mu-lanya belajar menyimak, kemudian berbicara, membaca dan kemudian menulis. Keempat kete-rampilan itu pada dasarnya merupakan satu ke-satuan, atau biasa disebut catur tunggal.

 

Menurut Tarigan (1986:21) mengemuka-kan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang meng-gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut.

 

Menulis berarti mengorganisasikan gaga-san secara sistematik serta mengungkapkan seca-ra tersurat. Menulis adalah sebuah aktivitas pen-gungkapan ide, gagasan, pengalaman seseorang yang melahirkan pikiran, perasaan, yang harus ditingkatkan untuk mengukur sejauh mana dapat mempergunakan bahasa dalam bentuk tulisan. Sehingga orang dapat memahami tulisan terse-but. (Akhadiah, 2002).

 

Wardani (2008:4), menyebutkan bahwa laporan perjalanan merupakan salah satu ben-tuk laporan yang berisi kegiatan seseorang dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat yang di-kunjunginya. Disimpulkan pula bahwa laporan perjalanan harus berdasarkan pengamatan, pen-galaman, dan observasi langsung pada tempat tertentu yang kita kunjungi.

 

Laporan perjalanan merupakan salah satu bentuk laporan yang berisi kegiatan seseorang atau kelompok dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat yang dikunjungi. Laporan perjala-nan berisi hal-hal sebagai berikut: (1) tempat yang dikunjungi, (2) waktu pelaksanaan kunjungan,

(3)   bagaimana keadaan lokasi yang dikunjungi,

 

(4)   hal menarik yang terdapat pada tempat yang dikunjungi, (5) bagaimana bisa mencapai tempat tersebut, dan (6) manfaat apa yang diperoleh dari kunjungan tersebut (Juhara 2005:50).

 

Berdasarkan pretes yang telah dilakukan terhadap peserta didik kelas VIII A MTs YPI Klambu, penguasaan mata pelajaran bahasa In-donesia masih lebih rendah dibandingkan mata pelajaran lain. Bahasa Indonesia hanya dikuasai oleh rata-rata 22 % dari 34 peserta didik dengan nilai memuaskan dari seluruh peserta didik da-lam satu kelas. Hal ini terjadi karena mata pe-lajaran bahasa Indonesia kurang menarik bagi


peserta didik. Penyebabnya adalah guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang me-nyenangkan dan melibatkan keaktifan peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka guru harus memilih strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat menurut peneliti adalah pembelajaran den-gan menggunakan pembelajaran kooperatif. Da-lam penelitian ini, peneliti menggunakan metode karyawisata.

 

Menurut Conny (1985:79), metode karya-wisata ialah suatu cara menyajikan bahan pela-jaran dengan membawa peserta didik langsung kepada obyek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas. Sependapat dengan Conny, Nana (2010:87) mengatakan karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Sementara itu Cece (1991:76) berpendapat bahwa metode kary-awisata adalah pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman be-lajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Jadi, karyawisata tidak men-gambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama.

 

Alternatif digunakannya metode karyawi-sata disebabkan metode ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: (1) karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (2) mem-buat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan, (3) pengajaran seperti ini da-pat lebih merangsang kreatifitas peserta didik,

 

(4) dan informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

 

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

 

Penelitian ini menggunakan penelitian tin-dakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK di-lakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK ber-fokus pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.

 

Proses pelaksanaan penelitian tindakan ini sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanju-tan. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri atas empat ta-hap, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) ob-servasi, dan (4) refleksi.

 

Subjek Penelitian

 

Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis laporan perjalanan peserta didik kelas VIII A MTs YPI Klambu Kabupaten Grobogan.



 

Kelas VIII A tersebut terdiri atas 34 peserta di-dik, yaitu 16 laki-laki dan 18 perempuan. Peneliti mengambil subjek tersebut karena saat ini kon-disi keterampilan menulis laporan perjalanan pe-serta didik kelas tersebut rendah.

 

Variabel Penelitian

 

Ada dua variabel yang diteliti yaitu: 1) ke-terampilan menulis laporan perjalanan dan 2) va-riabel penggunaan metode karyawisata.

 

Instrumen Penelitian

 

Instrumen penelitian yang digunakan da-lam penelitian ini adalah bentuk instrumen tes dan nontes. Penelitian ini diawali dengan pelak-sanaan pretes untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan peserta didik tentang laporan perjalanan. Tes juga dilakukan pada tiap siklus. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pengeta-huan dan kemampuan peserta didik tentang me-nulis laporan perjalanan setelah mengikuti pro-ses pembelajaran. Sedangkan bentuk instrumen nontes yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.

 

Teknik Pengumpulan Data

 

Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan nontes. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yai-tu tes awal dan tes akhir. Pretes dilakukan pada prasiklus untuk mengetahui keterampilan peser-ta didik menulis laporan perjalanan. Setelah itu, pada akhir siklus I dan II diadakan tes akhir. Tes akhir dilakukan dengan memberikan tugas untuk menulis laporan perjalanan secara individu. Se-dangkan teknik nontes yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara, jurnal, dan doku-mentasi foto.

 

Teknik Analisis Data

 

Teknik analisis data dilakukan secara ku-antitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang dipero-leh dari hasil tes menulis laporan perjalanan pada siklus I dan II. Hasil perhitungan dari tiap-tiap siklus kemudian dibandingkan yaitu antara hasil siklus I dengan hasil siklus II.

 

Teknik kualitatif dipakai untuk mengana-lisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil non-tes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui peserta didik yang mengalami kesulitan menulis laporan perjalanan dengan metode karyawisata. Hasil ini sebagai dasar penentuan peserta didik yang akan diwawancarai, selain hasil nilai tes.


 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses Pembelajaran Menulis Laporan Perjala-nan

 

Pembelajaran menulis laporan perjalanan dengan metode karyawisata telah dilakukan da-lam dua siklus penelitian, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri atas dua pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas tiga tahap kegiatan pem-belajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Proses pembelajaran siklus II hampir sama dengan siklus I. Pembelaja-ran pada siklus II juga dilakukan dalam dua per-temuan. Setiap pertemuan terdiri atas tiga tahap kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pendahu-luan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

 

Pertemuan pertama pada tahap pendahu-luan, peserta didik dikondisikan agar siap mengi-kuti pembelajaran. Guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman peserta didik dalam menu-lis laporan perjalanan. Beberapa peserta didik menjawab pernah membaca laporan perjalanan, beberapa peserta didik lain hanya mengetahui laporan perjalanan, dan beberapa lainnya hanya diam. Setelah itu, peserta didik diberi motivasi serta penjelasan oleh guru mengenai tujuan dan manfaat pembelajaran menulis laporan perjala-nan.

 

Pada tahap inti, guru menyampaikan ma-teri pembelajaran menulis laporan perjalanan. Sebagian besar peserta didik memperhatikan penjelasan yang disampaikan, tetapi juga masih terdapat beberapa peserta didik yang tidak me-nyimak penjelasan guru. Selain itu, guru juga menjelaskan apa saja yang harus dipersiapkan peserta didik pada pertemuan berikutnya.

 

Pada tahap penutup, peserta didik dan guru bersama-sama menarik simpulan mengenai pembelajaran yang sudah berlangsung. Peserta didik bersama guru juga merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan hari itu. Beberapa peserta didik berani menyampaikan mengenai refleksi pembelajaran, tetapi sebagian besar masih diam dan hanya mendengarkan.

 

Pertemuan kedua tahap pendahuluan, guru mengondisikan peserta didik agar siap men-gikuti pembelajaran. Kemudian, guru memotiva-si peserta didik agar tetap semangat dalam bela-jar.

 

Pada tahap inti, peserta didik diajak menu-ju objek wisata di luar kelas yang sudah ditentu-kan. Kemudian peserta didik mengamati kon-disi lingkungan sekitar objek wisata di luar kelas dan mencatat hal-hal penting yang terdapat pada objek. Selanjutnya, peserta didik kembali menuju ke kelasnya.

 

Peserta didik kemudian mengerjakan la-


 

poran perjalanan secara individu sesuai arahan guru. Guru memantau peserta didik saat menger-jakan tugas individu. Perilaku peserta didik ber-variasi, ada yang serius, ada pula yang menengok pekerjaan temannya. Guru kemudian memberi peringatan agar peserta didik mengerjakan tugas-nya sendiri. Kemudian salah satu peserta didik mempresentasikan hasil tulisannya di hadapan teman-temannya. Setelah itu, peserta didik men-gumpulkan laporan perjalanan mereka di meja guru.

 

Pada tahap penutup, peserta didik bersa-ma guru membuat simpulan mengenai pelajaran yang sudah berlangsung. Kemudian peserta didik juga membuat refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengisi jurnal yang telah disiapkan oleh guru.

 

Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan Perjalanan

 

Pada prasiklus, nilai yang diperoleh pe-serta didik adalah aspek kesesuaian judul dan isi sebesar 9,46, aspek sistematika penulisan sebesar 13,59, aspek kronologis sebesar 14,00, aspek ke-bahasaan sebesar 8,51, dan aspek ejaan dan tan-da baca sebesar 5,56.

 

Setelah dilakukan pembelajaran menulis laporan perjalanan dengan metode karyawisa-ta pada siklus I, keterampilan menulis laporan perjalanan peserta didik mengalami peningkatan sebesar 8,07 atau 13,51 %. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I sebesar 67,79 yang berarti bahwa pada siklus I keterampilan menulis lapo-ran perjalanan peserta didik termasuk dalam ka-tegori cukup.

 

Hasil tes menulis laporan perjalanan pada siklus I per aspeknya adalah aspek kesesuaian judul dan isi sebesar 11,5, aspek sistematika pe-nulisan sebesar 15,91, aspek kronologis sebesar 16,18, aspek kebahasaan sebesar 11,38, dan as-pek ejaan dan tanda baca sebesar 6,62.

 

Peningkatan penguasaan per aspeknya adalah aspek kesesuaian judul dan isi sebesar 2,04 atau 21,56 %, aspek sistematika penulisan sebesar 2,32 atau 17,07 %, aspek kronologis se-besar 2,18 atau 14,63 %, aspek aspek kebahasaan sebesar 2,87 atau 33,72 %, dan aspek ejaan dan tanda baca sebesar 1,06 atau 19,06 %.

 

Hasil tes dari siklus I ke siklus II juga men-galami peningkatan sebesar 12,97 atau 19,13 %. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus II sebesar 80,76 yang berarti bahwa pada siklus II keteram-pilan menulis laporan perjalanan peserta didik termasuk kategori baik.

 

Hasil tes menulis laporan perjalanan pada siklus II per aspeknya adalah aspek kesesuaian


 

judul dan isi sebesar 16,03, aspek sistematika pe-nulisan sebesar 18,59, aspek kronologis sebesar 19,88, aspek kebahasaan sebesar 13,59, dan as-pek ejaan dan tanda baca sebesar 7,88.

 

Peningkatan penguasaan per aspeknya adalah aspek kesesuaian judul dan isi sebesar 4,53 atau 39,39 %, aspek sistematika penulisan sebesar 2,68 atau 16,84 %, aspek kronologis se-besar 3,7 atau 22,87 %, aspek kebahasaan sebe-sar 2,21 atau 19,42 %, dan aspek ejaan dan tanda baca sebesar 1,26 atau 19,03 %.

 

Secara keseluruhan, dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan sebesar 12,97 atau 35,23 % dari 67,79 menjadi 80,76. Pe-ningkatan penguasaan per aspeknya adalah aspek kesesuaian judul dan isi sebesar 6,57 atau 69,45 %, aspek sistematika penulisan sebesar 5,0 atau 36,79 %, aspek kronologis sebesar 5,88 atau 42,0 %, aspek kebahasaan sebesar 5,08 atau 59,09 %, dan aspek ejaan dan tanda baca sebesar 2,32atau 41,72 %.

 

Perubahan Perilaku Peserta Didik Kelas VIII A MTs YPI Klambu Grobogan

 

Pada tahap observasi sebagian peserta di-dik mengeluh ketika diberi tugas menulis laporan perjalanan. Namun ketika dilaksanakan pembe-lajaran pada siklus I, peserta didik lebih berse-mangat dan dapat menerima pembelajaran deng-an baik sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik serta diikuti dengan semangat. Dari jurnal yang dibagikan dan hasil observasi pada siklus I dan siklus II, diperoleh data bahwa den-gan pembelajaran laporan perjalanan dengan metode karyawisata, peserta didik merasa senang dengan pembelajaran, peserta didik lebih berse-mangat dan aktif dalam mengerjakan tugasnya.

 

Secara umum perubahan tingkah laku peserta didik selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi ke-aktifan peserta didik dalam mengerjakan tugas, perhatian dan keseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, dan sikap/tanggapan peserta didik terhadap metode pembelajaran.

 

Perilaku peserta didik selama pembela-jaran siklus II berlangsung menunjukkan sikap positif meskipun sebagian pula masih ada yang menunjukkan sikap negatif. Sikap positif ditun-jukkan dengan memerhatikan penjelasan guru dengan seksama. Pada siklus I, sebanyak 28 pe-serta didik atau sebesar 82,35 % yang memerha-tikan penjelasan guru. Pada siklus II meningkat menjadi 32 peserta didik atau sebesar 94,11 %. Peningkatan sebanyak 4 peserta didik atau 11,76



 

%. Hal ini menunjukkan kesiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sisa-nya sejumlah dua peserta didik berperilaku tidak peduli dengan pembelajaran yang dilakukan. Pe-serta didik berperilaku negatif dengan menengok kea rah lain dan bergurau dengan temannya.

 

Perilaku positif tampak juga dari peser-ta didik yang aktif bertanya sebanyak 6 peserta didik atau sebesar 17,64 % pada siklus I dan se-banyak 9 peserta didik atau sebesar 26,47% pada siklus II. Peningkatan sebanyak 3 peserta didik atau 50 % dari jumlah sebelumnya. Selain itu, terdapat peserta didik yang aktif menjawab perta-nyaan sebanyak 2 atau sebesar 5,88 % pada siklus I dan sebanyak 6 peserta didik atau sebesar 17,64 % pada siklus II. Peningkatan sebanyak 4 peser-ta didik atau 11,76 % dari jumlah sebelumnya. Sementara itu, peserta didik yang berani mem-berikan sanggahan yang awalnya tidak ada pada siklus I dan menjadi 4 peserta didik atau sebesar 11,76 % pada siklus II. Peningkatan sebanyak 4 peserta didik dari jumlah sebelumnya. Keberani-an peserta didik dalam bertanya, menjawab, atau pun menyanggah pada siklus II ini sudah me-ningkat dibandingkan pada siklus I.

 

Peserta didik juga menunjukkan perilaku positif dengan memberikan respons yang baik terhadap pembelajaran. Pada siklus I, sebanyak 30 peserta didik atau sebesar 88,23 % yang mem-berikan respons yang baik terhadap pembelaja-ran. Pada siklus II meningkat menjadi 32 peserta didik atau sebesar 94,11 %. Peningkatan sebany-ak 2 peserta didik atau sebesar 6,67 %. Peserta didik tersebut menunjukkan sikap antusiasnya dalam mengikuti kegiatan selama di dalam kelas maupun di objek wisata.

 

SIMPULAN

 

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembe-lajaran menulis laporan perjalanan dengan me-tode karyawisata pada peserta didik kelas VIII A MTs YPI Klambu Grobogan telah dilakukan dalam dua siklus penelitian. Proses pembelajaran menulis laporan perjalanan dengan menggu-nakan metode karyawisata dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VIII A MTs YPI Klambu Kabupaten Grobogan berlang-sung lancar dan baik, terbukti dengan terciptanya suasana kegiatan belajar mengajar yang berjalan kondusif dan intensif.

 

Keterampilan menulis laporan perjalanan peserta didik kelas VIII A MTs YPI Klambu Kabupaten Grobogan mengalami peningkatan yang signifikan setelah mengikuti pembelajaran


 

dengan metode karyawisata pada siklus I dan II berdasarkan tes yang telah dilakukan, nilai rata-rata peserta didik secara klasikal adalah 80,76 atau termasuk dalam kategori baik. Nilai tersebut telah mengalami peningkatan sebesar 12,79 dari nilai siklus I yang semula hanya 67,79 atau ter-masuk dalam kategori cukup atau mengalami pe-ningkatan sebesar 19,71 dari nilai prasiklus yang semula hanya 61,05.

 

Setelah dilakukan observasi pada peneliti-an siklus I dan siklus II, diperoleh data bahwa pe-serta didik kelas VIIIA MTs YPI Klambu Kabu-paten Grobogan mengalami perubahan perilaku ke arah yang positif. Sikap positif tersebut ditun-jukkan dengan jumlah peserta didik yang mem-perhatikan penjelasan guru dengan seksama. Pada siklus I, sebanyak 28 peserta didik atau se-besar 82,35 %, sedangkan pada siklus II mening-kat menjadi 32 peserta didik atau sebesar 94,11 %, dengan kata lain terdapat peningkatan seba-nyak 4 peserta didik atau 11,76 %. Perilaku posi-tif lain yang tampak ialah keaktifan peserta didik dalam bertanya, yaitu sebanyak 6 peserta didik atau sebesar 17,64 % pada siklus I, dan menjadi 9 peserta didik atau sebesar 26,47% pada siklus II. Peningkatan sebanyak 3 peserta didik atau 50 % dari jumlah sebelumnya. Selain itu, terdapat peserta didik yang aktif dalam menjawab perta-nyaan, yaitu sebanyak 2 peserta didik atau sebe-sar 5,88 % pada siklus I, menjadi 6 peserta didik atau sebesar 17,64 % pada siklus II. Peningkatan sebanyak 4 peserta didik atau 11,76 % dari jum-lah sebelumnya.

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS PUISI “GAJAH DAN SEMUT” KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sastra adalah kegiatan kreatif manusia yang dijelmakan dalam medium bahasa. Membicarakan puisi berarti membicarakan kebahasaan puisi. Puisi sebagai salah satu karya sastra dapat dianalisis dari bermacam-macam aspeknya. Puisi adalah bagian dari karya sastra. Membicarakan puisi berarti membicarakan bahasa dalam puisi. Puisi merupakan karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa yang khas Suminto (dalam Diah Eka, 2016: 01). Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya sehingga bahasa yang digunakan bisa dimaknai berbeda. Setiap puisi yang dibuat oleh penyairtentu memiliki makna dan arti di dalamnya yang tidak diketahui secara implisit. Puisi adalah bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dengan menggunakan bahasa pilihan. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.  Apresiasi puisi tidak

KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG

  KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG   A.     SINOPSIS NOVEL   Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ajeng yang memiliki 3 orang kakak yang saling berbeda sifat satu sama lain, yang pergi ke Sorong untuk urusan pekerjaanya menjadi reporter dan penyiar salah satu televise swasta yang bernama SENADA, sekaligus untuk mencari tahu tentang sosok perempuan yang sempat mendampingi ayahnya saat bertugas di Sorong selama dua tahun pada dua puluh Sembilan tahun yang lalu.             Awal keberangkatannya ke Sorong, ia berkeinginan untuk segera bertemu dan bertanya kepada anneke, sosok orang yang sempat mendampingi ayahnya yang merupakan seorang tentara yang sangat mencintai keluarganya. Selama di sorong ajeng tinggal di rumah sepupunya yang menjadi direktur di salah satu bank milik pemerintah di kota Sorong. Dua hari semenjak ajeng datang ke Sorong, ia di sambut dengan banyak sekali keributan yang terjadi, sehingga ini menjadi sebuah keberuntunga

KRITIK PENGHAKIMAN Karya Sastra JUDICIAL CRITICISM

Kritik penghakiman (judicial criticism) ialah kritik sastra yang berusaha menganalisis karya sastra dan menerangkan efek-efek sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, tekniknya, dan gayanya, serta mendasarkan pertimbangan individual kritikus atas dasar standar-standar umum tentang kehebatan atau keluar-biasaan karya sastra. Contoh kritik penghakiman dapat dilihat pada uraian berikut ini. Membaca baris permulaan roman singkat Hamidah barangkali orang akan menyangka, inilah satu di antara pengarang sebelum perang yang menulis dengan teknik lain. Tetapi ternyata setelah kita lanjutkan membaca beberapa kalimat, teknik penulisannya seperti pada umumnya karya-karya masa itu: merupakan garis lurus dari awal sampai akhir. Hanya pengarang menggunakan kalimat-kalimat yang boleh menjadi kalimat akhir cerita sebagai pembuka cerita. Plot lurus seperti ini, tanpak kecakapan pengarang akan mengundang kelemahan-kelemahan, di antaranya faktor rasa ingin tahu pembaca kurang terpusa