Skip to main content

MAKALAH Macam-macam Karangan



BAB 1 
PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah
  Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988), secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
            Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah, di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa dan keterampilan penyajian. Kedua keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.
            Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

B.Rumusan masalah
  Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain:
1. Apa pengertian karangan ?
2. Apa bentuk-bentuk karangan dan tujuannya ?
3. Bagaimana ciri-ciri karangan yang baik?
4. Apa saja kerangka karangan dan bagaimana cara Menyusun karangan?
C.Tujuan penelitian
     Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1.untuk menjelaskan pengertian karangan.
2.Untuk menjelaskan b
3.Dapat mengetahui ciri-ciri karangan yang baik.
4.Dapat mengetahui kerangka karangan dan cara Menyusun karangan.




BAB 2
PEMBAHASAN

A.Pengertian karangan
  Pada umumnya, karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang telah dihasilkan (Ahmadi, 1988). Begitu juga istilah karangan (komposisi) yang dikemukakan Ahmadi (1990) bahwa karangan diartikan sebagai rangkaian kata-kata atau kalimat. Selain itu, karangan menurut Gie (1995) memiliki pengertian karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
            Widyamartaya (1990) mengatakan bahwa mengarang dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.
                Menurut Keraf (1994) pengertian karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.
            Berdasarkan pengertian karangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang membacanya.

2.   bentuk-bentuk karangan dan tujuannya 
1)      Karangan Deskripsi
            Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karya tulis yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek atau benda kepada para pembaca seolah-olah pembaca merasakan, melihat atau mengalami sendiri topik di dalam tulisan.
Ciri-ciri karangan deskripsi:
a.       Melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca.
b.      Melibatkan observasi panca indera.
c.       Metode penulisan menggunakan cara objektif, subjektif, atau kesan pribadi penulis terhadap suatu objek.
Tujuan karangan deskripsi:
Agar orang yang membacanya dapat seolah olah melihat sendiri benda yang diceritakan tersebut. Dalam paragraf deskripsi itu sendiri memakai pola yang subjektif namun hal ini jika si penulis paragraf tersebut menambahkan opini atau kesan pada sebuah objek yang telah sedang dijelaskan tersebut.  
2)      Karangan Narasi
            Karangan narasi adalah suatu bentuk karya tulis yang berupa serangkaian peristiwa baik fiksi maupun non fiksi yang disampaikan sesuai dengan urutan waktu yang sistematis dan logis. Pada karangan narasi terdapat tahapan-tahapan peristiwa yang jelas, dimulai dari perkenalan, timbul masalah, konflik, penyelesaian dan ending.
Ciri-ciri karangan narasi
a.       Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa, pengalaman yang menarik kepada pembaca.
b.      Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang jelas.
c.       Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.
d.      Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.
e.       Betujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang disampaikan.

Tujuan karangan narasi:
a.      Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan
b.     Memberikan wawasan kepada pembaca
c.      Memberikan hiburan
d.     Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
3)      Karangan Eksposisi
            Karangan eksposisi adalah sebuah karangan yang berisi tentang penjelasan-penjelasan atau pemaparan mengenai suatu informasi kepada pembaca.
Ciri-ciri karangan eksposisi
a.       Menyajikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada pembacanya.
b.      Informasi yang disajikan bersifat fakta atu benar-benar terjadi.
c.       Tidak berusaha mempengaruhi pemabaca
d.      Menjelaskan sebuah proses atau analisa suatu topik.

Tujuan dari teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan sebuah informasi kepada pembaca sejelas-jelasnya. Sehingga pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan secara rinci terhadap sebuah kejadian.
4)      Karangan Argumentasi
            Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu hal. Karangan ini bertujuan untuk meyakinkan penulis agar memiliki pandangan yang sama akan suatu hal dengan pandangan penulis.

Ciri-ciri karangan argumentasi
a.       Terdapat pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topik yang sedang di bahas.
b.      Pendapat-pendapat tersebut di lengkapi dengan pembuktian-pembuktian yang berupa fakta, data, contoh, maupun grafik.
c.       Bertujuan untuk menyakinkan pembaca.
d.      Pengarang menghindari keterlibatan emosi dalam menyampaikan pendapatnya.

Tujuan Paragraf argumentasi adalah untuk membuat pembaca yakin atau terpengaruh agar memiliki pendapat yang sama dengan pendapat penulis.
5)      Karangan Persuasi
            Karangan persuasi adalah salah satu bentuk karya tulis yang berisi ajakan-ajakan kepada para pembacanya untuk melakukan atau mempercayai suatu hal. Sama halnya dengan karangan argumentasi, karangan persuasi juga dilengkapi dengan pendapat-pendapat penulis yang disertai dengan pembuktian agar pembaca yakin dan mau mengikuti apa yang disampaikan oleh penulis. Karena sifatnya yang berupa ajakan.

Ciri-ciri karangan persuasi
a.       Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya.
b.      Biasanya banyak ditemukan kata-kata yang bersifat mengajak seperti “ayo”, “mari”, dan “lakukanlah”.
c.       Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta, dan lain-lain untuk meyakinkan pembaca.
d.      Karangan ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak kehilangan kepercayaan.
e.       Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau kepercayaaan antara penulis dan pembaca.

Adapun tujuan dari paragraf persuasi adalah untuk membujuk atau mempengaruhi atau meyakinkan pembacanya agar mempercayai dan melakukan apa yang penulis sampaikan di dalam paragraf.
                        Untuk mencapai tujuan ini, paragraf persuasi harus disertai dengan bukti dan data-data pendukung yang kuat.

3.ciri-ciri karangan yang baik
1.      Jelas
Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan agar karangan tersebut lebih mudah dipahami dan jelas untuk dibaca oleh pembacanya.
2.      Kesatuan dan Organisasi
Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat penjelas yang logis dan mendukung ide utama paragraf, sedangkan aspek organisasi yang baik tampak dari posisi kalimat yang tepat pada tempatnya dengan kata lain kalimat tersebut tersusun dengan urut dan logis.


3.      Ekonomis
Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik waktu maupun tenaga. Kedua keefisienan itu sangat diperlukan oleh pembaca di dalam menangkap isi yang terkandung dalam sebuah karangan.
4.      Pemakaian Bahasa yang Dapat Diterima
Pemakaian bahasa yang dapat diterima akan sangat mempengaruhi tingkat kejelasan karangan. Pemakaian bahasa ini menyangkut banyak aspek. Pemakaian bahasa dalam suatu karangan harus mengikuti kaidah bahasa yang ada, baik menyangkut kaidah pembentukan kalimat (sintaksis), kaidah pembentukan kata (morfologi), kaidah ejaan yang berlaku, kaidah peristilahan maupun kaidah lain yang relevan.

4. Kerangka karangan
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap (Keraf, 1994:149).
1.      Langkah-langkah menyusun karangan
a.       Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih besar dan menyangkut pada permasalahan yang diangkat. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan, dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
b.      Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan seperti mengumpulkan ide dan inovasi. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai dengan tujuan penulisannya.
c.       Menyeleksi bahan
Setelah ada bahan maka perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
d.      Membuat kerangka karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

2.      Tahapan dalam menyusun kerangka karangan
a.       Mencatat gagasan
b.      Mengatur urutan gagasan
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
e.       Mengembangkan kerangka karangan

3.      Fungsi kerangka karangan
a.       Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.


BAB 3
PENUTUP

A.Kesimpulan
  Karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang membacanya.
            Lima bentuk karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
B.Saran
 Adapun saran kami dengan pembuatan makalah ini yaitu agar orang yang membacanya dapat mengerti dengan materi yang ada tentang bentuk-bentuk karangan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Disamping itu pula bagi yang suka membuat karangan dapat mengetahui jenis-jenis karangan yang akan dibuat melalui materi yang ada pada makalah ini.

Comments

Popular posts from this blog

KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG

  KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG   A.     SINOPSIS NOVEL   Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ajeng yang memiliki 3 orang kakak yang saling berbeda sifat satu sama lain, yang pergi ke Sorong untuk urusan pekerjaanya menjadi reporter dan penyiar salah satu televise swasta yang bernama SENADA, sekaligus untuk mencari tahu tentang sosok perempuan yang sempat mendampingi ayahnya saat bertugas di Sorong selama dua tahun pada dua puluh Sembilan tahun yang lalu.             Awal keberangkatannya ke Sorong, ia berkeinginan untuk segera bertemu dan bertanya kepada anneke, sosok orang yang sempat mendampingi ayahnya yang merupakan seorang tentara yang sangat mencintai keluarganya. Selama di sorong ajeng tinggal di rumah sepupunya yang menjadi direktur di salah satu bank milik pemerintah di kota Sorong. Dua hari semenjak ajeng datang ke Sorong, ia di sambut dengan banyak sekali keributan yang terjadi, sehingga ini menjadi sebuah keberuntunga

KRITIK PENGHAKIMAN Karya Sastra JUDICIAL CRITICISM

Kritik penghakiman (judicial criticism) ialah kritik sastra yang berusaha menganalisis karya sastra dan menerangkan efek-efek sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, tekniknya, dan gayanya, serta mendasarkan pertimbangan individual kritikus atas dasar standar-standar umum tentang kehebatan atau keluar-biasaan karya sastra. Contoh kritik penghakiman dapat dilihat pada uraian berikut ini. Membaca baris permulaan roman singkat Hamidah barangkali orang akan menyangka, inilah satu di antara pengarang sebelum perang yang menulis dengan teknik lain. Tetapi ternyata setelah kita lanjutkan membaca beberapa kalimat, teknik penulisannya seperti pada umumnya karya-karya masa itu: merupakan garis lurus dari awal sampai akhir. Hanya pengarang menggunakan kalimat-kalimat yang boleh menjadi kalimat akhir cerita sebagai pembuka cerita. Plot lurus seperti ini, tanpak kecakapan pengarang akan mengundang kelemahan-kelemahan, di antaranya faktor rasa ingin tahu pembaca kurang terpusa

ANALISIS PUISI “GAJAH DAN SEMUT” KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sastra adalah kegiatan kreatif manusia yang dijelmakan dalam medium bahasa. Membicarakan puisi berarti membicarakan kebahasaan puisi. Puisi sebagai salah satu karya sastra dapat dianalisis dari bermacam-macam aspeknya. Puisi adalah bagian dari karya sastra. Membicarakan puisi berarti membicarakan bahasa dalam puisi. Puisi merupakan karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa yang khas Suminto (dalam Diah Eka, 2016: 01). Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya sehingga bahasa yang digunakan bisa dimaknai berbeda. Setiap puisi yang dibuat oleh penyairtentu memiliki makna dan arti di dalamnya yang tidak diketahui secara implisit. Puisi adalah bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dengan menggunakan bahasa pilihan. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.  Apresiasi puisi tidak