Skip to main content

Alasan Mengapa Pasien Diabetes Berisiko Alami Katarak


Pengidap diabetes melitus berisiko alami berbagai komplikasi jika penyakitnya tidak terkontrol. Salah satu komplikasi adalah masalah mata hingga menyebabkan katarak. 

Dokter mata dr. Andrew M Knoch menjelaskan, lensa mata terdiri dari sel atau serabut-serabut yang juga jaringan hidup. Jaringan hidup itu membutuhkan nutrisi atau makanan juga oksigen yang banyak didapatkan dari darah. 
 

"Darah itu nanti ada sumber utama dari yang menghasilkan energi, sehingga jaringan itu bisa bertahan hidup, adalah dari gula atau glukosa," jelas dokter Andrew dalam siaran langsung Radio Kesehatan, Senin (21/6/2021).

Pada orang yang mengalami diabetes, pengaturan glukosa yang dilepaskan di dalam pembuluh darah mengalami gangguan.

Sehingga ada beberapa penumpukan dari hasil metabolisme atau pemecahan glukosa dan mengakibatkan sel-sel atau serabut dari lensa yang awalnya jernih menjadi berkabut.

"Karena ada penumpukan dari hasil metabolisme yang tidak baik, itu menjadi terganggu. Sehingga fungsi untuk mempertahankan tetap jernih itu jadi hilang. Jadi serabut di lensa yang tadinya jernih sedikit demi sedikit alami kekeruhan. Nanti bisa menimbulkan gejala," ucapnya.

Mengidap diabetes melitus hanya satu dari lima penyebab katarak. Empat lainnya disebabkan karena faktor usia, adanya benturan pada mata, penggunaan obat tertentu, dan adanya penyakit dalam mata. 

Selain faktor usia, dokter Andrew mengatakan, empat penyebab katarak sebenarnya bisa dicegah. Termasuk juga diabetes melitus.

"Beberapa penyebab tertentu bisa kita cegah. Salah satunya dikatakan kalau diabetes pencegahannya dengan mengatur kadar gula dalam kondisi yang normal," pungkasnya.

Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS PUISI “GAJAH DAN SEMUT” KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sastra adalah kegiatan kreatif manusia yang dijelmakan dalam medium bahasa. Membicarakan puisi berarti membicarakan kebahasaan puisi. Puisi sebagai salah satu karya sastra dapat dianalisis dari bermacam-macam aspeknya. Puisi adalah bagian dari karya sastra. Membicarakan puisi berarti membicarakan bahasa dalam puisi. Puisi merupakan karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa yang khas Suminto (dalam Diah Eka, 2016: 01). Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya sehingga bahasa yang digunakan bisa dimaknai berbeda. Setiap puisi yang dibuat oleh penyairtentu memiliki makna dan arti di dalamnya yang tidak diketahui secara implisit. Puisi adalah bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dengan menggunakan bahasa pilihan. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.  Apresiasi puisi tidak

KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG

  KRITIK PENGHAKIMAN DAN IMPRESIONISTIK DALAM NOVER MEMORI IN SORONG   A.     SINOPSIS NOVEL   Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ajeng yang memiliki 3 orang kakak yang saling berbeda sifat satu sama lain, yang pergi ke Sorong untuk urusan pekerjaanya menjadi reporter dan penyiar salah satu televise swasta yang bernama SENADA, sekaligus untuk mencari tahu tentang sosok perempuan yang sempat mendampingi ayahnya saat bertugas di Sorong selama dua tahun pada dua puluh Sembilan tahun yang lalu.             Awal keberangkatannya ke Sorong, ia berkeinginan untuk segera bertemu dan bertanya kepada anneke, sosok orang yang sempat mendampingi ayahnya yang merupakan seorang tentara yang sangat mencintai keluarganya. Selama di sorong ajeng tinggal di rumah sepupunya yang menjadi direktur di salah satu bank milik pemerintah di kota Sorong. Dua hari semenjak ajeng datang ke Sorong, ia di sambut dengan banyak sekali keributan yang terjadi, sehingga ini menjadi sebuah keberuntunga

KRITIK PENGHAKIMAN Karya Sastra JUDICIAL CRITICISM

Kritik penghakiman (judicial criticism) ialah kritik sastra yang berusaha menganalisis karya sastra dan menerangkan efek-efek sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, tekniknya, dan gayanya, serta mendasarkan pertimbangan individual kritikus atas dasar standar-standar umum tentang kehebatan atau keluar-biasaan karya sastra. Contoh kritik penghakiman dapat dilihat pada uraian berikut ini. Membaca baris permulaan roman singkat Hamidah barangkali orang akan menyangka, inilah satu di antara pengarang sebelum perang yang menulis dengan teknik lain. Tetapi ternyata setelah kita lanjutkan membaca beberapa kalimat, teknik penulisannya seperti pada umumnya karya-karya masa itu: merupakan garis lurus dari awal sampai akhir. Hanya pengarang menggunakan kalimat-kalimat yang boleh menjadi kalimat akhir cerita sebagai pembuka cerita. Plot lurus seperti ini, tanpak kecakapan pengarang akan mengundang kelemahan-kelemahan, di antaranya faktor rasa ingin tahu pembaca kurang terpusa